Perempuan Unik

Cerita Lain Aku dan Kamu

Diberdayakan oleh Blogger.

Kau yang Masih Berbau Wangi

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Dan kampanye hitam pun menenggelamkan suaranya. Hanya sehari sebelum pemungutan suara dia dapat masalah. Di hari pemilihan dia kalah. Lalu kemudian dia dipenjara atas tuduhan kasus yang sebenarnya tak pernah dilakukannya. Dia menerima semua dengan lapang dada.

Hingga beberapa tahun kemudian dia bebas dengan kenangan sebagai narapidana yang baik hati. Bahkan pengacaranya terus membantu kasusnya hingga terbukti dia tak bersalah. Aset yang disita dikembalikan sepenuhnya. Selama itu kah untuk pembuktian kebenaran?

Ah itu tak seberapa. Saat dia tak lagi menjabat sebagai gubernur bahkan kalah, rakyat yang mencintainya tetap mrmanggilnya Pak Gubernur. Aneh ya?! Ya mungkin Kau yang Masih Berbau Wangi.


Dia bukan Ahok, tenang saja. Dia Gubernur Eduardo salah satu nama dalam drama Filipina Pangako Sa 'Yo. Dia gubernur yang dicintai rakyatnya.

Mungkin Ahok Djarot juga seperti itu. Banyaknya karangan bunga membuat saya terkejut. Saya bukan warga DKI. Selama saya mempunyai hak pilih, baru kali ini melihat ada begitu banyak tanda cinta berdatangan. Mungkin biasa jika mereka menang. Ini kalah dan pakai #GombalinAhok juga. Mungkin sebagian rakyatnya memang betulan cinta dan mengekspresikannya dengan bunga.

Sayangnya, pada May Day kemarin ada yang bakar itu karangan bunga. Katanya buat bersih-bersih. Kebersihan memang sebagian dari iman tapi Allah juga menyukai keindahan. Bunganya tertata rapi dipinggir jalan bukan di tengah kan ya?!

Saya tidak bisa berpikir tentang itu. Daripada di bakar dan mengakibatkan polusi, kenapa tidak di daur ulang? Manfaatnya lebih besar dan menguntungkan bagi rakyat kecil.

Dari dulu saya memang tidak pernah tahu apa manfaat dari demo apalagi pakai anarkis. Mungkin karena saya yang bodoh. Mungkin karena saya tidak peduli. Entah!

Mungkin saatnya di hari pendidikan nasional ini, kita memperbaiki macam-macam pendidikan agar tidak jadi buruh. Kalaupun nasib memaksanya, tetaplah jadi buruh yang cerdas. Karena kemarahan dan kekerasan tidak akan mrnyelesaikan masalah.

Mungkin tahun depan, saat aksi buruh dengan membawa bunga bukan senjata. Kalau kita minta dengan tulus dan penuh cinta, peluang dikabulkannya lebih besar daripada dengan amarah bahkan merusak apa saja. Kalian pun akan dikenang dengan cinta. Seperti bungan, Kau yang Masih Berbau Wangi walau tak ada. Kecuali itu bunga Bangkai ya, ahahaha.

Saya percaya, setiap kebaikan akan selalu dikenang. Dalam hidupmu ini, kau mau dikenang dengan kebaikan atau keburukan? Pikirkan lah!

2 komentar

Wahyu Widyaningrum mengatakan...

Terkadang panggilan sudah jadi kebiasaan jadi susah dihilangkan. Lurah di tempatku walau sudah nggak jadi lurah tetep dipanggil pak lurah plus embel2 manten. JAdi mantan lurah gitu Mbak

Dedi Setiawan mengatakan...

wah,bagus ini... Orang-orang akan mengenang yang telah kita lakukan (y)