Perempuan Unik

Cerita Lain Aku dan Kamu

Diberdayakan oleh Blogger.

KIS Dibuang di Sungai, Asli atau Palsu?

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

KIS Dibuang di Sungai, Asli atau Palsu? Dari sebuah berita yang saya baca, kabarnya ada 148 Kartu Indonesia Sehat ditemukan di sungai daerah Blitar. KIS tersebut benarkah dibuang? Kenapa? Apa mungkin palsu?

Sumber

Sewaktu baca berita ada KIS dibuang, jujur saya kaget. Ada apa? Kenapa? Apalagi setelah diselidiki ternyata KIS itu asli. Dari penyelidikan, kartu-kartu itu kebanyakan milik warga Surabaya. Tersangka pembuangan sendiri adalah kurir JNE dan dia juga memalsukan tanda terima. Kok tega sekali ya?!

KIS atau Kartu Indonesia Sehat merupakan Kartu Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKN) yang dikelola oleh BPJS. KIS memang dulunya progam Pak Jokowi, tapi setelah jadi presiden, KIS menjadi progam perluasan JKN. KIS bukan hanya untuk orang miskin tapi seluruh peserta JKN.

Sebagai penerima KIS, keluarga saya merasa terbantu dengan ini. Dulu jika mau berobat kami ke Puskesdes (Pusat Kesehatan Masyarakat Desa) atau ke Puskesmas Kecamatan tetangga dengan menggunakan kartu Jamkesmas. Semua dilakukan saat jam kerja. Di luar itu, jika sakitnya tak tertahan kami ke dokter umum di RT sebelah dengan bayar sendiri obatnya.

Sekitar dua tahun lalu, Jamkesmas yang kami punya diubah menjadi KIS. Ketika menerima, kami dapat pemberitahuan dari desa lewat ketua RT dan langsung mengambil ke petugas di balai desa dengan membawa kartu lama. Semua berjalan lancar.

Lalu, apakah penerima KIS langsung bisa berobat di mana saja?

Setahu saya, KIS bisa digunakan di mana saja tidak hanya satu tempat berobat. Tapi pada prakteknya, mungkin saja kebijakan setiap daerah agak berbeda. Dari info petugas Puskesdes, penggunaka KIS itu:

  1. Jika sakitnya masih bisa ditolong di Puskesdes, maka ke Puskesdes dulu.
  2. Saat sakit dan butuh obat lebih, kita ke Puskesmas Kecamatan sesuai alamat tempat tinggal.
  3. Sakit dan putuh perawatan inap dan lainnya, minta surat rujukan dari Puskesmas Kecamatan baru ke rumah sakit.
  4. Saat di rumah sakit, daftar antrian seperti biasa. Jangan lupa lengkapi surat lain seperti fotocopy KK, KTP, KIS dan surat rujukannya.
  5. Jangan lupa, di rumah sakit itu diutamakan yang dalam kondisi darurat. Jika tidak terlalu parah, harap tetap sabar.

Ribet?

Iya sih. Tapi ketika sudah ada kamar kosong, semua lebih mudah. Biasanya perawatan ada di kelas III. Untuk obat dan kontrol pasca perawatan, daftar biasa dan biaya ditanggung oleh pemerintah. Saya sarankan saat memilih rumah sakit sebaiknya langsung ke negeri. Kalau di tempat saya, RS Swasta pelayanannya agak berbelit apalagi saat pakai KIS.

Ketika KIS dibuang dengan sengaja, apa pelaku tidak membayangkan akan ada banyak masyarakat yang harusnya bisa berobat malah terhambat. Bagaimana jika itu adalah anggota keluarganya sendiri. Mungkin bagi mereka kartu ini tidak penting. Tapi kita mana tahu kondisi orang lain?

Siapa pun dari kita berhak sehat, berhak berobat karena pemerintah pun menjamin. Semoga kita selalu diberi kesehatan ya!

3 komentar

Tigor Agustinus Simanjuntak mengatakan...

wah kok kartu sakti untuk berobat itu dibuang (sengaja) sih... Lalu kartu itu sudah dikembalikan ke pemiliknya nggak ya?

Retno mengatakan...

aduh tega bener, kira-kira motifnya apa ya...

Lucky Caesar mengatakan...

Waaah tegaa bener bapak kurirnya :" hikss padahal ada yg menanti-nanti datangnya kartu tersebut. . Hmmm