Perempuan Unik

Cerita Lain Aku dan Kamu

Diberdayakan oleh Blogger.

Aster in Your Heart (2)

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

****

Cerita sebelumnya: Aster in Your Heart (1)


***

Aku masih sibuk menata kue. Hari terlampau sibuk, pengunjung toko masih sepi. Tak hujan atau gerimis. Untunglah banjir sudah surut.

“Fara, kamu dapat undangan tuh dari Sinta.” ucap Nia, bosku.
Nia juga teman SMA-ku. Dia teman sekaligus bos yang baik.

“Kapan? Nanti kita barengan yah pergi ke resepsinya.”

“Besok Sabtu. Bereslah, kita bisa buka toko setengah hari. Ngomong-ngomong kapan kamu nyusul? Kamu itu nyari laki-laki kaya apa sih?”

“Aku? Entahlah. Kayanya belum ada yang cocok aja Ni. Maunya ya, laki-laki itu bisa meyakinkah hatiku buat berlabuh. Yang penting juga, dia itu langsung minta aku kepada Ayah. Kamu tahu sendiri kan bagaimana Ayahku? Ayah sering sekali berdebat dengan teman laki-lakiku yang main ke rumah. Ujung-ujungnya mereka nggak pernah balik lagi.”

“Si Toni yang terkenal alim juga?”

“Iya. Dia kabur malahan gara-gara Ayah nggak ngijinin aku keluar sama dia. Walaupun sebenarnya agamanya bagus, tapi dia itu pengangguran. Ribet tahu kalau laki-laki nggak mau kerja. Kalau aku sama dia, nanti aku dikasih makan apa? Lagian dia juga perokok. Terus dia juga susah kalau diajak berdebat.”

“Hello! Kamu itu mau pacaran atau berantem? Sudah berdebat aja jadi masalah. Tapi ya terserah kamu juga. Hei, bukannya laki-laki perokok itu maco?”

“Maco dari Hongkong? Sebenarnya sih itu tinggal personal tastenya. Kalau aku sih nggak mau nikah sama perokok.”

“Kamu tuh udah kaya emak-emak di TV yang ceramah tiap pagi.”

“Kamu itu! Intinya sih, laki-laki itu baik dan nggak buat aku bosan dengan apa yang dia miliki.”

“Kalau yang itu, masuk kriteria nggak?”

Nia menaikkan alisnya ke arah pintu depan. Aku tersenyum melihatnya. Laki-laki paruh baya yang menjadi pelanggan di toko kue Nia.

“Jelas bukanlah Ni.”

“Ya udah layani gih. Dia pasti beli banyak.”

Kucubit lengan Nia. Dia selalu senang jika ada pelanggan yang memborong kuenya.

2 komentar

Nurul Fitri Fatkhani mengatakan...

Mencari pendamping itu, susah-susah gampang. Memang perlu banyak pertimbangan. Tidak ada yang sempurna, pasti ada kekurangannya. Inti dari sebuah hubungan adalah komunikasi yang baik.

Perempuan Unik mengatakan...

Iya, setuju Mbak