Perempuan Unik

Cerita Lain Aku dan Kamu

Diberdayakan oleh Blogger.

Aster in Your Heart (4)

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

****

Cerita sebelumnya: Aster in Your Heart (3)


***

"Fara, aku tidak mencintaimu," ucap Aldo tanpa basa-basi.

Sumber: Pixabay

Aku hanya tersenyum simpul mendengar ucapannya itu. Kupandangi sekitar meja tempat di mana aku dan dia duduk berdua, hanya berdua. Suasananya begitu romantis, ada tujuh bunga aster merah jambu, dua buah lilin dan beberapa makanan tertata manis di atas meja.

"Kenapa kamu tertawa? Apa sebenarnya kamu sudah tahu bahwa aku tidak mencintaimu?"

"Sayang, bukan kamu tidak mencintaiku, tapi kamu belum mencintaiku," jawabku kemudian.

"Jangan bercanda, aku serius!"

"Aku juga serius. Kita baru saling kenal satu bulan ini dan seminggu yang lalu kita menikah. Bukankah hal yang wajar jika kamu belum mencintaiku? Ini bukan hal yang aneh."

Aldo menghela napas panjang mendengar kata yang keluar dari bibirku.

"Jadi, apa maumu?"

"Apa mauku? Aku tak ingin apa-apa. Aku hanya ingin kita belajar untuk bisa saling mencintai. Bukankah cinta datang karena terbiasa? Jika kamu tidak mencintaiku, lalu kenapa kamu melamarku kemudian menikahiku? Dan kini kamu menyampaikan sesuatu yang sama sekali tak pernah kuduga."

"Itu karena, aku ingin menghancurkan kehidupanmu,"

"Apa!?"

Aku terbelalak seketika. Aku kaget mendengar pernyataan Aldo, suamiku.

"Menghancurkanku? Jangan bercanda Al .... Atas dasar apa kamu ingin menghancurkanku?"

"Kamu tak perlu tahu alasannya. Setelah ini kita pulang dan segeralah packing karena besok kita akan ke kota. Aku tak ingin melihatmu di sini lebih lama karena Mama pasti akan menghakimimu sendiri," ucap Aldo cuek tanpa melihat mataku yang sedikit berkaca.


Aldo berdiri dan ingin segera beranjak dari tempat duduknya tapi kemudian berhenti karena aku segera menarik pergelangan tangannya.

"Tunggu sebentar Al ..." pintaku.

"Ada apa lagi?"

"Beri aku waktu, aku ingin membuktikan padamu bahwa aku bisa membuatmu jatuh cinta. Jika ternyata waktu yang kamu berikan telah berakhir tapi kamu masih belum bisa mencintaiku, maka aku akan menerima semua keputusanmu. Menikahlah dengan gadis yang kamu cintai."

"Baiklah. Kamu hanya membuang waktu jika ingin membuatku jatuh cinta. Bawa tujuh aster ini. Jika ketujuhnya sudah kering, berarti kesempatanmu juga berakhir,"

Aku hanya mengangguk pelan dan Aldo pun berlalu dari hadapanku. Aku berharap ini hanya sebuah mimpi, mimpi burukku sebagai seorang istri.

Sampai kapankah aku menunggumu
Membuka hatimu untuk terima cintaku
Sampai kapankah rasa di hatiku
Menanti rasamu akan menyambut rasaku

Dan mungkin bila waktu yang bisa mengungkapkan
Berseminya cinta di dalam hatimu

Izinkan aku mengungkapkan
Perasaan cinta yang lama tersimpan di hati
Berikan aku kesempatan
Membuktikan tulusnya cintaku

Kehampaan yang kini kurasakan
Berada dalam penantian yang panjang untukmu
Dan mungkin bila waktu yang bisa mengungkapkan
Berseminya cinta di dalam hatimu

Walau seribu tahun 
Sabar ku menunggu
Jawaban untukku

Tapi ternyata, waktu masih saja bergulir. Apa karena ini, Aldo selalu membiarkanku tidur sendiri? Apa karena ini juga Mama sedikit memperlakukanku semaunya? Ini pasti mimpi, ya ini mimpi.

Bunga aster merah jambu itu masih pada tempatnya. Aku menarik napas sejenak, air mataku masih mengalir. Beberapa pasang bola mata sedikit memperhatikanku. Apakah ini awal buruk dari pernikahanku? Entahlah....

***

Notes: Beri aku waktu - Ungu

6 komentar

Tukang Jalan Jajan mengatakan...

Ejadi langsung nyari lagu ungu terus ngedengerin sembari mbaca tulisan ini. asoy!

Nusantara Adhiyaksa mengatakan...

Semoga Hanya Mimpi dan Hanya Mimpi yang tak akan Terjadi ..........

NLP JAKARTA mengatakan...

Hmmm ... keren banget puisinya
sudah kayak penyair pro saja

Perempuan Unik mengatakan...

Hehehe, melow

Perempuan Unik mengatakan...

Semoga

Perempuan Unik mengatakan...

Itu lagu bkn puisi