Perempuan Unik

Cerita Lain Aku dan Kamu

Diberdayakan oleh Blogger.

Aster in Your Heart (9)

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

****

Cerita sebelumnya: Aster in Your Heart (8)


***

Aku duduk sendiri di bangku taman. Aku tak tahu harus bagaimana. HP dan dompet, aku lupa membawanya karena terburu-buru mengejar Aldo. Aldo, tidakkah kau mencariku? Aku baru sadar, kenapa Aldo melarangku untuk tidak keluar terlalu jauh. Ini buktinya, aku belum tahu jalan di daerah ini. Kini aku hanya bisa berharap, Aldo mau mencariku dan tidak memarahiku.

Aku memetik beberapa tangkai bunga di dekatku kemudian merangkainya. Aku tak tahu lagi apa yang bisa kukerjakan selama menunggu Aldo.

"Hai, kenapa hanya duduk sendiri?" tanya seseorang yang langsung duduk di sampingku.

"Hai, aku..., aku terpesona dengan bunga ini." ucapku sedikit berbohong.

"Aku Dion, kamu?"

"Aku Fara." ucapku seraya menjabatkan tanganku.

"Sudah lama di sini? Atau sedang menunggu seseorang?"

"Aku baru di sini, sebenarnya aku memang sedang menunggu seseorang."

"Teman? Pacar?"

"Em dia...,"

Belum selesai aku menjawab, terdengar suara Aldo memangilku.

"Fara...,"

"Aldo!" jawabku lega.

"Hai Al, ternyata kamu di sini juga?" tanya Dion.

"Kalian sudah saling kenal?" tanyaku kemudian. Aldo hanya membisu, memasang wajah dinginnnya.

"Tentu saja, kita satu kantor. Aku atasannya Aldo." ucap Dion bangga.

Aldo menarik tanganku. Aku sedikit kaget dengan perlakuannya itu.

"Kita pulang." putus Aldo. Aku memandanginya, mencoba mencari tahu alasannya.

"Kenapa buru-buru?" tanya Dion.

"Kita ada urusan penting di rumah," jawab Aldo.

"Fara ini bukan pacarmu kan Al?" tanya Dion lagi.

"Bukan, dia...,"

Buru-buru aku memotong ucapan Aldo.

"Aku adiknya," ucapku dengan percaya diri. Aldo menatapku tajam dan kubalas senyum kepadanya.

"Bolehkah lain kali aku mampir?"

"Tentu saja, silahkan mampir ke rumah kami," jawabku lagi

Aldo semakin kuat menarik tanganku. Ada apa dengannya? Bukankah harusnya dia senang karena ada teman sekantornya?

"Sampai jumpa lagi ya!" ucapku mengakhiri. Aku melambaikan tanganku kepada Dion. Dion pun membalasnya dan tersenyum padaku.

Aldo membisu, aku menatapnya, menghentikan langkahnya sejenak setelah jauh dari jangkauan Dion.

"Kamu ini kenapa Al?"

"Kamu yang kenapa? Sudah aku bilang jangan jauh-jauh dariku. Kamu pasti tersesatkan?" ucap Aldo sedikit marah.

"Iya, aku minta maaf. Aku tidak akan mengulanginya."

"Siapa juga yang mengijinkanmu mengundang Dion ke rumah?"

"Dia temanmu Al, apa yang salah? Bukankah tadi aku juga bilang, aku ini Adikmu. Itu sesuai perintahmu kan?"

"Sudahlah, jangan dibahas lagi!"

Ada apa dengannya? Apa aku salah lagi? Kenapa aku selalu salah di depan matanya? Di mata Aldo, suamiku. Kenapa?

2 komentar

Aul Howler's Blog mengatakan...

Jangan-jangan Dion dan Aldo.....

JENG JEEEENNGGG!!!!

Hahahahhahahahaa

Awesome storyy ^^

Rindang Yuliani mengatakan...

Wah, ceritanya bagus. Lanjutkan, Mbak 😊