Perempuan Unik

Cerita Lain Aku dan Kamu

Diberdayakan oleh Blogger.

Datanglah Jika Diundang, Jangan Lupa Pulang

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Dapat undangan makan? Pasti datang dong! Apalagi yang ngundang saudara, teman dekat. Datanglah Jika Diundang, Jangan Lupa Pulang.

Apa kita lupa pulang?

Jadi begini, kadang mungkin saking dekatnya saat dapat undangan kita datang lebih dahulu dan pulang akhir sekali. Padahal jam sudah ditentukan dari pukul sekian sampai sekian. Kita ngotot dengan alasan ingin menemani. Well, jika dalam urusan musibah mungkin tak apa. Bagaimana jika dalam undangan walimatul ursy?!


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri-isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah.



Menyambung dari cerita yang lalu, dalam Al Ahzab 53 diceritakan bahwa Nabi mengadakan walimah setelah menikahi Zainab. Di sana tentu saja banyak yang diundang. Keluarga, saudara, orang umum juga. Dalam undangan itu ternyata ada tamu yang tidak pulang dan malah asyik ngobrol. Nabi ingin menegur tapi sungkan. Maka dari itu ayat ini turun.

Adab bertamu:
  • Datang di waktu yang ditentukan dan pulang saat waktunya.
  • Salam saat datang. Jika tidak dijawab, salam lagi, lagi dan lagi.
Kenapa begitu?

Bisa jadi saat datang terlalu cepat, makanan dan lainnya belum siap. Jatuhnya bikin pusing yang nyiapin acara. Pulang terlalu lambat, hei yang punya hajat mungkin mau istirahat. Kenapa merepotkan dengan tidak pulang?!

Tafsir Al Mishbah dari Pak Quraish Shihab juga menerangkan bahwa kita boleh saja tidak menerima tamu. Caranya bagaimana?

Dalam tata cara bertamu ada yang namanya salam. Jawab saja dalam hati dan tetap diam sampai dia pergi. Bisa jadi kita tidak menerima tamu karena kurang suka atau sedang mengerjakan sesuatu yang lebih penting daripada melayani tamu.

Dan untuk perempuan yang menikah, tidak boleh menerima tamu laki-laki yang bukan makhromnya. Bukan berarti setiap orang ditolak. Jika memang lelaki itu punya keperluan seperti pengirim pos, memberi undangan dan kebutuhan lain itu tidak masalah. Tapi jika hanya untuk basa-basi mengobrol tidak jelas, sebaiknya dihindari saja.

Kalau saya bilang sih, bertamulah dengan baik, jangan jelalatan. Iya kalau yang punya rumah atau hajat enggak masalah. Jika mereka tidak suka?! Di manapun, tetap jagalah sikap. Begitulah!

4 komentar

Arfin mengatakan...

Terima kasih ,bermanfaat sekali ,terutama point " Dalam tata cara bertamu ada yang namanya salam. Jawab saja dalam hati dan tetap diam sampai dia pergi. Bisa jadi kita tidak menerima tamu karena kurang suka atau sedang mengerjakan sesuatu yang lebih penting daripada melayani tamu"

Sebenarnya menurut saya pribadi kalau memang teman akrab atau saudara dekat si tidak apa apa berlama lama ..lagian kalau sungkan biasanya tinggal ngomong saja :)

ninda mengatakan...

saya sendiri cuma terima tamu lelaki kalau abang2 yang nganterin paket. selain itu enggak :)

Unknown mengatakan...

hmmm gitu ya
padahal sih niatnya membantu

winterpages mengatakan...

kalo misalkan kita diundang ke pernikahan atau syukuran kira2 dosa gak ya ?
alasannya karena ada keperluan lain