Perempuan Unik

Cerita Lain Aku dan Kamu

Diberdayakan oleh Blogger.

Balon Cinta

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

Aku mendadak ngeri melihat semua balon-balon itu. Satu ruangan ini terisi berbagai macam balon warna-warni yang hampir sama ukurannya. Aku bukan pobia balon atau letusan dari balon, tidak sama sekali. Hanya saja, butuh waktu berapa lama untuk mencari balon dengan cincin di dalamnya?

Pixabay


"Ini apa?"

"Balon, apalagi?"

Aku menatap laki-laki itu, seorang yang telah mencuri perhatianku bertahun-tahun yang lalu. Dia pemuda yang sulit bergaul. Jadi ketika aku meletuskan balon tepat di telinganya, dia akan menampilkan reaksi tak terduga. Dia pobia balon, hahaha.

"Kamu enggak takut?"

"Kamu yang mengajariku untuk melawan ketakutan ini. Jadi, tak ada masalah,"

Kukerucutkan bibir merahku. Jadi begini rasanya dikerjai dengan balon-balon?

"Apa aku harus meletuskan semuanya?"

"Terserah. Ini semua kuberikan padamu, sebagai bukti cintaku,"

"Cinta macam apa? Ya ampun!"

Dia tersenyum samar. Bagaimana bisa aku mencintai orang aneh ini?

"Ini untukmu,"

Kulihat sekilas. Sebuah jarum besar dengan tali dan bandul melinkar di ujungnya.

"Terima kasih,"

Kuambil jarum itu dengan acuh. Dia mengangkat sebelah alisnya.

"Kenapa?" tanyaku heran.

"Seperti kamu enggak suka dengan yang kukasih barusan,"

"Apa begitu kelihatan?"

Dia tampak bingung. Hei, harusnya aku yang bingung!

"Aku keluar sebentar,"

Dan dia pergi meninggalkanku dengan setumpuk balon ini. Argh! Kenapa lamaranku harus seperti ini?

Kutusuk balon satu persatu. Dea, adik laki-laki itu yang memberitahu bahwa abangnya membeli sebuah cincin. Aku tahu pasti, itu untuk melamarku. Banyak orang yang menyukainya, tapi dia hanya suka padaku. Kukira dia akan menaruh cincin itu di dalam balon. Tapi aku tak menyangka bahwa balonnya akan sebanyak ini.

Air mataku tiba-tiba menetes. Lalu deras, semakin deras. Bunyi letusan membahana memekakkan telinga. Aku menusuk balon-balon itu dengan membabibuta lalu kulempar jarum itu begitu saja.

"Hei, kamu kenapa?"

"Masih tanya kenapa? Kamu ada perempuan lain dan ingin membuatku marah? Lalu kita bisa putus dengan mudah? Itu maumu kan? Ngaku saja!" ucapku berurai air mata.

"Tidak ada perempuan lain yang mencuri hatiku, sungguh! Ini bunga untukmu. Aku tahu kamu enggak suka bunga. Tapi mungkin aku ingin aku lebih romantis seperti kebanyakan laki-laki,"

"Aku enggak mau bunga! Aku mau cincin, mana cincinnya! Kamu kan mau melamarku! Aku enggak bisa menemukannya!"

"Tapi tadi sudah kukasih cincinnya. Mana jarumnya tadi?"

"Apa?"

"Jarum itu,"

"Kenapa kamu lebih peduli sama jarum?"

"Cincinnya di jarum itu!"

Kuusap air mataku. Duh, di mana tadi aku melemparnya?!

"Kamu jangan diam aja. Bantu cari jarumnya!"

"Kamu enggak tahu kalau ada cincin berlian di sana dan malah membuangnya?" tanyanya tak percaya.

Aku menggeleng lemah, "Maafkan aku!"

"Aku akan memaafkanmu dengan satu syarat!"

"Em..., kuterima semua syaratmu,"

"Kita nikah 3 bulan lagi ya?!"

"Iya, eh! Kok gitu?!"

"Tadi kan sudah setuju!" ucapnya merajuk.

"Tapi...,"

"Tidak ada tapi,"

"YA!"

"I love you!"

"Cariin cincinku!"

"Hahaha!"

****

Notes:
Saya nonton drama dan ada adegan melamar dengan balon. Ternyata itu bukan ide yang bagus karena sering gagalnya 😂😂😂. Contoh dramanya A Love So Beautiful dan Personal Taste


soompi

2 komentar

Dewi Nadzifah mengatakan...

itu cerita asli apa cuma fiksi sih.
romantis... tapi lucu juga, ternyata cincinya di jarum, bukan di balon

Dian Safitri mengatakan...

Huaaaaaaa aku sempat terlintas cincinnya ada di jarum. Tapi karena dia terus aja meletusin balon, maka kukira di bunga. Tapi ternyata bener di jarum. ahahahahah