Perempuan Unik

Cerita Lain Aku dan Kamu

Diberdayakan oleh Blogger.

Cerita Idul Adha Kemarin

Besok niat puasa apa? Tarwiyah atau Arafah?

Masih teringat pertanyaan salah satu saudara ketika kami selesai jamaah Magrib. Saya jawab saja, niat puasa ganti untuk Ramadan. Lha memang masih ada utang sih, hehehe.

cerita idul adha

Tahun 2022 ini perayaan Idul Adha jatuh pada hari yang berbeda. Di Arab tanggal 9 Juli sementara di Indonesia, Pemerintah menetapkan 10 Dzulhijjah pada tanggal 10 Juli. Lalu siapa yang benar? Semua benar karena sudah ada hitungan dan ketetapannya sendiri. Perbedaan itu hal yang biasa. Kita harus menghargai.

Berbeda dengan Idulfitri, Idul Adha itu lebaran yang santai. Enggak beli camilan untuk tamu, tak ada baju baru, tidak ada uang THR, dan lain sebagainya. Saya malah lupa beli stok tahu tempe dan makan seadanya sambil menguras kulkas.

Pagi hari menuju solat ied, Keponakan sudah menunggu lebih dulu. Saya tidak mau merusak harinya dengan bilang tumben. Jadi kami berangkat ke masjid jauh lebih pagi daripada waktu biasa. Dia sudah sarapan sementara saya belum. Saya bilang bahwa sunah di Hari Raya Kurban itu, makan setelah pulang dari solat.

Karena berangkat awal, kami bisa dapat tempat di lantai satu. Beberapa tahun yang lalu saat solat ied, kami selalu berada di lantai 2. Oh iya, dulu waktu masih ada Mbah, kebiasaan saya adalah nyariin tempat di bawah karena tidak memungkinkan beliau untuk naik tangga ke atas.

Rangkaian acara Solat Idul Adha di kampung saya sama seperti soal Idul Fitri. Mulai dari berkumpul, tahlilan, solat, khutbah, lalu mushafahah atau bersalam-salaman. Well kali ini saya mau sedikit bercerita tentang Khutbah Idul Adha Kemarin.

Khutbah Idul Adha Kemarin


Berbeda dengan Solat Jumat, Khutbah Idul Adha itu hukumnya sunah dan dilaksanakan setelah solat. Biasanya saya hanya mendengarkan dan berlalu, tapi kemarin khutbah pendek ini membuat saya setuju.

Seperti yang kita tahu bahwa Idul Adha itu meneladani kisah Nabi Ibrahim yang diperintahkan Allah untuk menyembelih putranya yang bernama Ismail sebagai wujud kepatuhan pada Sang Pencipta. Meski berat, hal itu dilakukan dengan ikhlas hingga akhirnya saat akan disembelih, Allah memerintahkan Malaikat mengganti Ismail dengan domba.


Yang saya garis bawahi ini, bahwa keluarga Nabi Ibrahim ini legowo, menerima apa pun yang terjadi dengan hati yang lapang. Nabi Ibrahim mau melaksanakan perintah, Ismail menyetujui, dan Siti Hajar menerima semuanya. Bayangkan jika sebagai Ibu beliau menolak? Tak akan ada kisah ini.

Kuncinya memang harus kompak. Ada masa di mana Kepala Keluarga punya keinginan pada Anak, tapi Ibunya tidak setuju. Pun sebaliknya. Yang menjadi batu sandungan memang bukan orang lain, tapi seringnya adalah keluarga sendiri. Mari bersama jika itu memang dalam hal kebaikan. Ini bukan berarti setiap orang harus punya pikiran dan pilihan yang sama ya. Diskusi dan hargai perbedaan.

Idul Adha pun berlalu. Meski menjalani dengan waktu yang berbeda, saya yakin pasti ada hikmah di baliknya. Doa saya, semoga tahun depan atau suatu hari, saya bisa berkurban juga. Amin...

Nah sekarang, bagaimana Cerita Idul Adha Kalian Kemarin?

15 komentar

Lidya Fitrian mengatakan...

Idul Adha tahun ini aku ga ikutan sholat Ied nih soalnya lagi berhalangan. Tapi masih bisa merasakan keseruannya apalagi banyak yang berkurban juga di tempatku. Idul Adha mengingatkan kita untuk taat kepada Allah.

Jalan-Jalan KeNai mengatakan...

Dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memang terus diingatkan tentang arti ikhlas.Menuruti perintah Allah untuk mengurbankan putranya, butuh rasa ikhlas yang luar biasa. Terkadang suka merasa malu sendiri karena masih suka berat dengan sesuatu. Padahal saya cuma manusia biasa.

Gusti yeni mengatakan...

Yupp benar keluarga itu harus kompak apalagi orang tua, kalau gak tar anaknya bingung.

Baru tahun ini ya Idhul.Adha beda2, tp apapun itu umat islam tetep bersatu semoga tidak terpecah belah imsya Allah 🤲🤲

Lintang mengatakan...

Momen idul adha ini udah dinantikan anak2 karena bisa berbagi dengan sesama. Jadi ngga takut juga pas acara sembelih hewan kurban. Sekalian mengenalkan makna idul qurban ke anak-anak juga. Meski ada perbedaan salat Ied gapap yah.

Aprillia Ekasari mengatakan...

Iduladha tahun ini juga sangat berarti buat kami, karena tahun kemarin dapat ujian yang cukup besar. Tahun ini merasa segalanya membaik makanya Iduladha tahun ini rasanya kami lebih gembira dibanding kemarin. Emang yang namanya "legowo" adalah koentji yaaa :D

Hidayah Sulistyowati mengatakan...

Iya tahun ini berbeda harinya tapi tetep suasananya sama ya. Sama sama nyembelih hewan kurban, hehehe.
Aku sendiri shalat ikut pemerintah, karena masjid yang shalat hari Minggu emang lebih banyak.

Eni Rahayu mengatakan...

Idul adha kemarin saya belum bisa ikut sholat di lapangan karena harus menjaga dan merawat ibu mertua yang sedang sakit di rumah. Tapi saya senang bisa mendengarkan khutbah dari rumah karena kebetulan dekat dengan masjid.

Nanik nara mengatakan...

Ah iya ada pelajaran lain yang bisa diambil ya, selama ini biasanya yang disoroti keihklasan Ismail. Tapi kekompakan ibu, ayah dan anak penting juga untuk menjadi pelajaran

andyhardiyanti mengatakan...

Idul Adha kemarin? Alhamdulillah dapat rezeki daging dari mana-mana, jadi bisa ramai-ramai ngegrill di rumah. Masya Allah..nikmat banget yaa daging kurban itu.. Nah, kalau tahu sebelumnya lagi, kami bakar sate bareng di rumah.

Antung apriana mengatakan...

Kalau di Indonesia idul adha memang nggak seramai idul fitri yaa. Apalagi sejak beberapa tahun terakhir rasanya kayak hari libur biasa aja

Desy Yusnita mengatakan...

Aaamiin, semoga tahun depan dilimpahi rejeki sehingga bisa berkurban ya Mba. Yang penting niat dan usaha dulu, selanjutnya terserah Allah Azza Wa Jalla.

lendyagassi mengatakan...

Betul banget, Ji..
Rasanya teladan keluarga sholeh begini bikin rumahtangga adem yaa.. Namanya suami-istri bertengkar itu pasti ada. Tapi kalau sudah menyangkut akidah (perintah Allah) maka kuncinya satu, Sami'na Wa Atho'na. Gak pake nawar karena pasti ada hikmah yang akan Allah berikan.

Husnul Khotimah mengatakan...

Banyak pelajarannya ya mbak.. Makna Idul Adha dari banyak aspek bisa dijadikan teladan. Saya sih kemaren cuma mudik ke desa terus siang pulang bawa daging kurban milik mbahnya anak-anak haha..

Uniek Kaswarganti mengatakan...

Alhamdulillah Idul Adha kemarin berjalan lancar mba di keluargaku. Meskipun ada 1 anak yang tidak bisa ngumpul bareng, Insya Allah kebahagiaan tetap terasa ya. Kan sudah ada teladan dari Nabi Ibrahim, beliau saja menyingkirkan egonya dengan rela mengorbankan Ismailnya. Apalah ya saya ini yang umat biasa, sementara berpisah dengan anak yang sedang menuntut ilmu di rantau, belum ada apa-apanya dibandingkan Beliau.

Syarifani mengatakan...

Idul Adha kemarin sholat sendiri di musholla deket rumah.
Hampir aja telat, gara-gara jam 6 pagi masih mendung dan ngga ada sinar matahari.
Alhamdulillah jarak rumah ke musholla cuma 50 langkah jadi lari aja pas udah mau sholat Ied