Perempuan Unik

Cerita Lain Aku dan Kamu

Diberdayakan oleh Blogger.

Telur Oh Telur

Siapa yang suka makan telur? Suka banget atau suka saja?

 

    Bicara telur, saya yakin hampir semua orang menyukainya, kecuali yang alergi dan tidak bisa makan telur. Ini merupakan bahan makanan hewani yang memang sering ada di rumah. Masaknya pun mudah, entah di rebus atau digoreng saja. Makanya semua orang memilihnya jika dibanding ikan atau daging.


    Kemarin di postingan Belanja Untuk Persiapan Puasa, saya cerita bahwa di pasar tradisional, saya beli telur. Sebenarnya jika tidak Ramadan, di rumah jarang sedia telur. Saya anak pesisir yang bisa dibilang mudah mendapatkan berbagai jenis ikan. Lalu kenapa akhirnya memilih telur?



    Jadi di kampung saya itu ada kegiatan semacam ngabuburit yang dilaksanakan di musola dan masjid di tiap RT. Semua digilir selama Ramadan. Jadwalnya tidak setiap hari. Paling tidak ada 16 pertemuan, sesuai dengan jumlah tempat ibadah di desa. Lebih mudah saya menyebutnya Safari Ramadan.


    Di Musola atau Masjid yang jadi tempat acara, biasanya menyediakan nasi kotak dan minuman untuk berbuka. Untuk pengadaannya, dari masing-masing RT. Di lingkungan saya, dibagilah itu styrofoam makanan untuk diisi makanan dari rumah lalu dikumpulkan saat jelang kegiatan. Masing-masing KK dapat jatah 10 buah.


    Karena memang tujuannya untuk berbuka, pasti isinya nasi, lauk dan pencuci mulut, entah buah atau makanan lain. Untuk lauk sendiri, bebas tapi layak makan. Nah saya sendiri biasanya memilih lauk telur ayam karena hampir bisa dimakan semua orang. Baginya pun tidak susah sebab tinggal dikasih satu butir saja. Masalahnya nih, harga telur akhir-akhir ini mengalami kenaikan yang sangat lumayan.


    Tiga hari sebelum puasa, saya nanya harga telur sama salah satu toko tetangga. Di sana dijual dengan harga 30.000/Kg. Sungguh saya mikir keras karena terakhir beli di harga 27.000. Selisih harga yang bikin galau para Ibu-ibu. Lucunya, di pasar saya malah beli telur dengan harga 31.000. Sungguh saya tidak memikirkan Matematika dan hanya berpikir logika. Lho apa bedanya?


    Tetangga saya itu jual telur yang ukurannya besar sementara di pasar, telurnya berukuran kecil. Yang besar, sekilo paling dapat 15 atau 16 sementara yang kecil bisa sampai 20 butir. Kecilnya itu seukuran telur ayam kampung. Buat lauk, saya rasa masih pantas apalagi nanti ditambah lauk lain. Itulah kenapa akhirnya saya tetap membeli meski harganya lebih mahal seribu rupiah. Saya juga berpikir jika beli saat puasa seperti sekarang, mungkin harganya bisa naik lagi. Btw saat menulis ini, saya belum cek harga di pasaran.


    Telur oh telur. Saya berharap setelah ini harganya bisa turun. Memang saya bukan yang butuh banget karena bisa makan ikan, tapi kan tetap saja 1-2 kali butuh. Tidak lucu ya kalau harganya lebih mahal daripada daging ayamnya. Bukan begitu?

20 komentar

Dian Restu Agustina mengatakan...

Karena aku anak gunung, jadi sejak kecil lebih sering makan telur daripada ikan hehehe. Kalau dulu telur dari ayam pelihara sendiri, waktu dah tinggal di kota telurnya jadi beli. Tapi memang harganya ya..duh meroket kini!

Andiyani Achmad mengatakan...

minggu lalu aku belanja di pasar dan masih kaget kalo harga telur per kilo 30rb, ya lord mahal banget ya

April Hamsa mengatakan...

Kyknya kudu punya ayam sendiri mbak wkwk kidding.
Aku pun suka stock telur di rumah mbak soalnya pas lagi males masak gtu, lauk jadi lauk andalan.
Mungkin jelang lebaran ini harga telur naik karena pada banyak yang bikin kuker jadi ada aja yang memanfaatkan celah yaa.
Aamiin moga turun lagi harga telurnya ya.

Ranny mengatakan...

Wah tiap bulan saya nyetok telur itu sekitar 2kg loh, Ji. Makanya kalau harga telur naik suka wis was haha, saya suka siasati kalo harga lagi turun langsung beli dah agak banyakan. Semoga yaa harga telur nggak lebih mahal dari harga dagingnya hiks terakhir beli di 28k/kg

Nanik nara mengatakan...

hehehe... saya seneng banget lho mbak kalau beli telur, sekilo bisa dapat 20. Walau emang sih ukurannya lebih kecil, tapi kan secara jumlah lebih banyak.

Duh baca ini jadi kangen jaman kecil nih, safari ramadhan tiap hari dibulan ramadhan

lendyagassi mengatakan...

Telur bakalan gini teruuss nasibnya..
Hiiks~
Pas Ramadan, Lebaran dan hari-hari besar suka harganya melambung. Kalo uda melambung tinggi, mo turunnya lagi kesulitan.

Semoga pemerintah memerhatikan harga bahan pokok seperti ini ya..
Meski ada yang bilang "Asal ada aja, harga berapapun pasti dibeli."

Yha tapi gak gini juga mainnya ya..
Pengennya ya ada, ya harganya terjangkau.

Suciarti Wahyuningtyas (Chichie) mengatakan...

Kalau di rumahku yang makan telur hanya anak dan suamiku saja, aku kurang begitu suka telur. Terus biasanya kalau belanja bulanan aku gak merhatiin harga telur, karena selalu beli merk yang sama.

Okti Li mengatakan...

Saya pun menyediakan telur sebelum puasa itu. Di tempat kami harganya 29.000/kg. Itu ayam negeri. Kalau di rumah saya biasa makan telur ayam kampung hasil ternak sendiri. Meski ga sering ya Alhamdulillah kebutuhan telur mencukupi.

Siti nurjanah mengatakan...

Aku biasanya sebulan sekali minimal nyetok telur sekilo dan Telur ini jd salah satu kebutuhan yg suka naik turun harganya
Akupun suka membandingkan antara satu tempat dan lainnya

Eri Udiyawati mengatakan...

Telur, sebenernya saya enggak suka-suka banget. Berhubung lauk yang praktis, jadi sering makan telur. Kayak di bulan puasa ini. Udah berapa kali sahur sama telur.

Harganya dekarang memang bikin galau. 30rb per kg.

Dee_Arif mengatakan...

Hehe iya
Kalau ramadan hingga menjelang lebaran, jarga telur seringkali naik ya
Padahal telur ini selalu jadi andalan di rumah
Protein yang enak dan murah

Helena mengatakan...

sebagai pengamat telur aku perhatikan memang fluktuatif banget. Sekarang di sini 30000 perkilo tapi ya tetap beli karena ini lauk andalan, jaga-jaga saat telat bangun sahur dan bahan membuat kue.
oh ya di toko yang agak jauh, harga perkilo lebih murah tapi kuning telurnya itu pucat. Jadinya aku beli yang lebih mahal tapi warna kuningnya lebih pekat bahkan dapat yang oren.

Siti Hairul mengatakan...

Iya nih mak kemarin awal puasa harga telur meroket tinggi. Padahal telur itu andalan mamak2 untuk menu di rumah

Ruli Retno mengatakan...

Ternyata harga kita masih kurang lebih sama ya mbak, disini jg 30/kg telurnya. Tp itu beberapa hari lalu sih

Leyla Hana mengatakan...

Harapannya susah terkabul karena harga telur cenderung naik jelang lebaran wkwk. Sabar ya, ini ujian puasa.

Yurmawita mengatakan...

kami juga termasuk rumah yang butuh telur setiap hari haha anak anak suami suka telurdan sngat nelangsa kalau harga telur merangkak naik

khairiah mengatakan...

kalo aku beli telur 1 lemping 30 butir telur, yang besar sekarang 55 rb sedangkan yang kecil 48rb

Indah Nuria Savitri mengatakan...

di sini juga sama mba, padahal di NZ tidak banyak yang akan mereayakan lebaran . Harga telur lumayan terasa, sekitar NZD 15 isi 20 butir

Faradila Putri mengatakan...

Iyaa, waktu itu sempat naik dan agak kaget juga. Soalya telur ini jadi go-to protein bagi anak-anak di rumah kalau lagi bingung mau makan apa hehe.

echaimutenan mengatakan...

bener telur ama ayamnya beda dikit huhuhu padahal telur dulu2 jadi pilihan karena hampir tiap hari masak telur