Bismillaahirrahmaanirrahiim....
Jika kamu memilih calon Istri, jangan yang tangannya halus. Biasanya itu pemalas
Heol! Itu prinsip zaman kapan ya? Sekarang ini masih digunakan? Kalau begitu, mungkin saya tidak cocok jadi calon Istri Anda.
Saya kurang tahu bagaimana seseorang membuat kriteria tentang pasangan, menantu dan lainnya. Tapi yang sering dibicarakan ya perihal kehalusan tangan. Apa salahnya jika punya tangan halus dan juga kuku panjang? Salah kita di mana hingga tidak cocok dijadikan Istri? Kaya kamu cocok saja jadi suami.
Tiap kali saya salaman sama tetangga entah ketika habis sholat jama'ah di mushola atau ikut ngaji, lumayan sering dikatain bertangan halus. Ada yang jawab, biasa anak muda. Ada yang biasa saja dan mungkin dalam hati berkata, ah pemalas pasti. Mau dikata malas atau tidak, saya nyuci baju sendiri, mau jajan pakai uang sendiri, mau apa-apa mereka juga enggak ngasih duit ini.
Saya punya tangan tuh berkulit tipis. Paling kelihatan memang saat habis nyuci baju karena pakai tangan bukan mesin cuci. Lalu kadang-kadang saya juga manjangin kuku. Kalau tiba saat nyuci dan patah, ya sudah enggak masalah. Kadang juga dikasih pacar biar cantik. Kalau kuteks, belum sih karena mikir soal wudhu.
Kalau di rumah, saya juga enggak pernah ngepel. Lha mau ngepel apa wong lantainya saja tanah. Tapi bukan berarti saya tidak bisa melakukan pekerjaan rumah tangga. Saya bisa kalau mau melakukannya.
Jika kamu kekeh mau cari perempuan bertangan kasar agar bisa melakukan pekerjaan rumah, sepertinya yang kamu butuhkan bukan Istri, tapi Pembantu Rumahtangga!
1 komentar
Hehe klo cuman liat tangan mana bisa menilai kemampuan seorang wanita