Aku duduk sendiri di bangku taman. Aku tak tahu harus bagaimana. HP dan dompet, aku lupa membawanya karena terburu-buru mengejar Aldo. Aldo, tidakkah kau mencariku? Aku baru sadar, kenapa Aldo melarangku untuk tidak keluar terlalu jauh. Ini buktinya, aku belum tahu jalan di daerah ini. Kini aku hanya bisa berharap, Aldo mau mencariku dan tidak memarahiku.
Tubuhku terasa hangat dan aku menikmatinya. Aldo pasti tak tega melihatku kedinginan, lalu dia memelukku. Ah akhirnya, aku bisa menaklukkannya. Perlahan aku mulai membuka mataku. Apa ini? Hanya sebuah selimut? Tidak ada pelukan dari Aldo?!
Aku memandangi Aster merah jambu yang ada di meja kamar. Sudah satu minggu ini aster itu menjadi saksi bisu perjanjian bodohku dengan Aldo. Aku berusaha merawatnya dengan baik. Aku tak ingin bunga ini cepat layu karena itu berarti peluangku untuk memiliki hati Aldo akan berakhir.
Bismillaahirrahmaanirrahiim....
****
Rumahnya kecil, hanya ada satu kamar, kamar mandi dekat dapur dan ruang tamu. Memang bukan rumah yang mewah, tapi aku sangat menyukainya. Dindingnya, penataannya, semuanya rapi. Aku dan Aldo hanya membersihkan beberapa barang yang sedikit berdebu.
Bismillaahirrahmaanirrahiim....
****
Pagi ini mentari cerah menyinari, hangat tapi tak sehangat hatiku saat ini. Sejak tadi malam, aku sudah mempersiapkan semua yang Aldo minta. Bajuku dan baju Aldo telah kumasukkan ke dalam koper. Tanda tanya besar masih bergelayut dihatiku. Apa yang sebenarnya terjadi?