Perempuan Unik

Cerita Lain Aku dan Kamu

Diberdayakan oleh Blogger.
Tampilkan postingan dengan label Fiksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Fiksi. Tampilkan semua postingan

Sari Konde

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

"Ibu ada rambut?"
"Ah Sari, ada nih. Tunggu sebentar ya,"

Kulihat plastik hitam yang sejak tadi kubawa. Berbagai macam rambut ada di sana. Rambut orang-orang yang baru kubeli untuk bahan konde. Seharian sudah berkeliling, tapi rambut yang kudapat belum mencukupi.

Balon Cinta

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

Aku mendadak ngeri melihat semua balon-balon itu. Satu ruangan ini terisi berbagai macam balon warna-warni yang hampir sama ukurannya. Aku bukan pobia balon atau letusan dari balon, tidak sama sekali. Hanya saja, butuh waktu berapa lama untuk mencari balon dengan cincin di dalamnya?

Pixabay

Apa Aku Bisa Jadi Ibu yang Baik?

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

Pantaskah aku disebut Ibu? Aku melihatnya tak berdaya dan aku tak bisa apa-apa!

Sejak kecil aku tak terbiasa dekat dengan orang lain. Sampai saat ini, bahkan dengan anak-anak yang katanya polos, selalu jujur. Anak-anak yang bahagia, mengatakan apa yang mereka mau dengan mudahnya.

Peri Bumi

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

Cahaya menyilaukan ketika Amer membuka mata. Matahari dari timur mulai nampak dengan cahaya jingga. Amer mencoba duduk. Badannya terasa remuk. Ia ingat betul badai angin yang mengacaukan kapalnya. Ia bersyukur karena terdampar di sebuah pulau. Tapi ini di mana?

Tertatih Amer mencoba berdiri dan berjalan. Pulau ini begitu indah dengan nyiur melambai. Air lautnya pun terlihat biru. Jauh mata memandang, Amer juga melihat batu-batuan yang tampak gagah.

Mencari Hilal

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

***

"Apa kau melihatnya?"

Sejenak kau menatap langit di ujung barat sana. Kau menyipitkan mata karena cahaya senja sedikit mengganggu penglihatanmu. Lalu kau menatapku dan menggeleng lemah.

Aster in Your Heart (9)

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

****

Cerita sebelumnya: Aster in Your Heart (8)


***

Aku duduk sendiri di bangku taman. Aku tak tahu harus bagaimana. HP dan dompet, aku lupa membawanya karena terburu-buru mengejar Aldo. Aldo, tidakkah kau mencariku? Aku baru sadar, kenapa Aldo melarangku untuk tidak keluar terlalu jauh. Ini buktinya, aku belum tahu jalan di daerah ini. Kini aku hanya bisa berharap, Aldo mau mencariku dan tidak memarahiku.

Aster in Your Heart (7)

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

****

Cerita sebelumnya: Aster in Your Heart (6)


***

Aku memandangi Aster merah jambu yang ada di meja kamar. Sudah satu minggu ini aster itu menjadi saksi bisu perjanjian bodohku dengan Aldo. Aku berusaha merawatnya dengan baik. Aku tak ingin bunga ini cepat layu karena itu berarti peluangku untuk memiliki hati Aldo akan berakhir.

Aster in Your Heart (5)

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

****

Cerita sebelumnya: Aster in Your Heart (4)


***

Pagi ini mentari cerah menyinari, hangat tapi tak sehangat hatiku saat ini. Sejak tadi malam, aku sudah mempersiapkan semua yang Aldo minta. Bajuku dan baju Aldo telah kumasukkan ke dalam koper. Tanda tanya besar masih bergelayut dihatiku. Apa yang sebenarnya terjadi?

Aster in Your Heart (3)

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

****

Cerita sebelumnya: Aster in Your Heart (2)


***

Aku duduk di meja toko berhadapan dengan Om Leo, pelangganku. Sejak pertama ke toko, Om Leo selalu memborong kue. Om Leo cerita kalau kue itu dibagikan untuk karyawan kantornya. Aneh. Bukan aku tak suka. Hanya..., letak kantornya cukup jauh. Itu saja.

Aster in Your Heart (2)

Bismillaahirrahmaanirrahiim....

****

Cerita sebelumnya: Aster in Your Heart (1)


***

Aku masih sibuk menata kue. Hari terlampau sibuk, pengunjung toko masih sepi. Tak hujan atau gerimis. Untunglah banjir sudah surut.

“Fara, kamu dapat undangan tuh dari Sinta.” ucap Nia, bosku.
Nia juga teman SMA-ku. Dia teman sekaligus bos yang baik.