"Kamu enggak kerja?""Ini lagi nyuci."Lain waktu, "Sekarang kerja apa?""Tidur saja nih!"
Beberapa waktu yang lalu saya bercerita tentang Wawancara Kerja yang tak terlupakan. Kali ini saya akan bercerita tentang Pekerjaan Yang Sulit Diungkapkan yaitu Freelance.
Dulu saat saya pamit untuk resign di pekerjaan terakhir, sebagian orang berpikir mungkin saya akan menikah. Bertahun-tahun berlalu, kabar itu belum terbukti. Malahan saya terlihat menganggur di rumah. Sebelum pandemi, sesekali saya main ke luar kota. Orang pun sering bertanya saya bekerja apa? Kok enggak kerja? Pokoknya pertanyaan sejenis itu.
Saat sedang malas, saya bilang pekerjaan saya itu tidur di rumah. Kadang bilang momong Keponakan. Bisa juga ngomong serius dengan bekerja lewat internet makanya sering melihat ponsel.
Respon yang saya terima bermacam-macam. Ada yang bilang oh. Ada yang mengira MLM dan jualan. Ada yang bilang enak tinggal ketik-ketik dan dibayar. Enak dari Hongkong? Ya enak dong saat kita bekerja dan menikmati itu. Orang tidak tahu bahwa sebenarnya setiap pekerjaan itu punya kesulitan tersendiri. Menjadi Freelance, Blogger adalah Pekerjaan Yang Sulit Diungkapkan.
Bagi yang tinggal di kota besar, pekerjaan sejenis ini sudah banyak dilakukan dan lowongannya banyak. Berbeda dengan di desa. Orang menyebut bekerja adalah pergi pagi, pulang sore atau malam dan sebaliknya. Itu jika punya shift kerja.
Keuntungan Jadi Freelance Yang Terlihat Menganggur
Sampai saat ini saya belum terpikir untuk benar-benar menjelaskan pada orang lain tentang apa yang saya kerjakan. Biarlah mereka berkreasi sendiri. Toh apa yang saya lakukan tidak merugikan siapa pun. Saya tidak minta makan pada mereka. Mau jajan, saya bayar sendiri.
Kalau dipikirkan, sebenarnya ada untungnya juga jadi freelance yang terlihat menganggur. Ini dari segi ekonomi ya. Bisa dipastikan saya tidak jadi sasaran tempat untuk berutang. Jika pun ada yang mau pinjam uang, saya bilang tidak ada. Ini bukan kebohongan karena memang saya hanya mengambil uang seperlunya. Jika butuh bayar ini itu, saya mengutamakan sistem non tunai.
Pelit dong?
Betul sekali. Saya hanya meminjamkan uang pada saudara kandung yang sudah pasti akan dikembalikan. Jika dengan orang lain, saya memilih yang terpercaya. Dengan begini, saya bisa meminimalisir rasa tak enak hati. Biarlah!
Kalian sendiri bagaimana? Jadi Freelance atau punya pekerjaan lain yang sulit diungkapkan? Coba cerita di kolom komentar ya!
Tidak ada komentar