Perempuan Unik

Cerita Lain Aku dan Kamu

Diberdayakan oleh Blogger.

Malam Pertama Ramadan

Ramadan sudah lebih dari seminggu. Masih ingat apa yang terjadi saat dan di malam pertama? 


    Setelah salah mengira, akhirnya saya nonton Sidang Isbat yang laksanakan di tanggal 23 Maret. Hanya nonton di TV sebenarnya, tapi di hari itu sepertinya saya sedang mengejar Blog Walking dan beberapa pekerjaan lain. Jadilah saya terlambat makan malam dan beberapa menit sebelum adzan Isya, saya baru selesai.


cerita malam pertama Ramadan

Lalu apa hubungannya makan malam dan Ramadan?


    Ya, saya butuh beberapa waktu untuk menurunkan makanan sebelum ke mushola untuk salat Isya. Masih santai dong karena mikir malam pertama Bulan Suci, pasti Imam juga enggak buru-buru serta mau nunggu Jamaah agar lebih banyak dan menuhin Mushola. Di tempat lama sih kaya gitu. Eh ternyata saya salah. Saya telat salat Isya di malam pertama Ramadan. Telatnya juga bukan 1 atau 2 rakaat, tapi semua. Lawak deh karena harus ngejar biar tidak ketinggalan salat Tarawih. Beneran sat set banget Imamnya.


    Btw, sebenarnya alasan kenapa saya santai itu karena harusnya Kakak Ipar yang dapat jadwal Imam Salat Isya dan salat Tarawih di minggu pertama Ramadan. Berhubung Kakak baru pulang dari rumah Ibunya dan berangkat ke musola beda beberapa menit dengan saya, makanya tidak khawatir telat. Eh ternyata hari itu digantiin dulu sama Imam lain.


    Oh iya, setelah salat Isya sendiri, akhirnya saya bisa ikut jamaah salat Tarawih. Di mushola tempat saya salat, kami melaksanakan 20 rakaat Tawarih dan 3 rakaat Witir dengan perdua rakaat salam. Saya tidak menghitung pasti berapa waktu yang kami habiskan. Kira-kira setengah jaman sih. Saya pikir ini standar, tidak terlalu cepat atau lambat. Jadi enak saat melaksanakannya.


    Berhubung masih malam pertama Ramadan dan jadi yang pertama juga buat mushola baru kami digunakan untuk Tarawih, trial error masih adalah ya. Imam dan Bilal sudah ditunjuk Pengurus dan aman. Posisi solat, bagian laki-laki minta agar pintu depan tidak diisi supaya bisa untuk jalan jika ada yang mau wudu di tengah salat. Motor jamaah yang ada di halaman juga banyak. Jadi beberapa pengurus laki-laki memutuskan untuk salat di jalan dekat halaman untuk jaga-jaga.


    Di hari berikutnya, jalan untuk jamaah laki-laki sudah tidak ditempati jamaah perempuan. Imam memakai mikrofon kecil agar suaranya bisa sampai luar dan terdengar oleh jamaah. Kata saya, belagu bener. Lha wong masjid kampung saja kayanya belum ada yang pakai. Tempat parkir sudah jadi dan dipasang lampu, tapi tetap beberapa salat di luar buat jaga.


    Sepertinya itu saja yang paling terlihat sejak malam pertama Ramadan sampai sekarang. Semoga ini bisa menambah semangat kami untuk menjalankan ibadah. Bagaimana dengan kalian?

Tidak ada komentar