Ramadan hari ke-23. Apa kabar kalian? Semua masih berjalan lancar kan?
Alhamdulillah buat saya sih semua berjalan dengan baik. Ada lah yang meleset-meleset sedikit, tapi saya pikir semua akan lancar. Well, kali ini saya akan bercerita tentang Imam Tarawih di tempat saya. Siapa nih yang suka cari Imam yang bacaannya cepat sehingga salatnya segera selesai?
Jadi di musola tempat saya salat, setelah diskusi dengan Pengurus maka diputuskan ada akan 4 Imam Tawarih dalam sebulan Ramadan. Untuk 3 orang, ini memang sudah jadi Imam Musola dan dari lingkungan sendiri. Nah yang satu orang ini ambil dari RT lain. Saya pun baru tahu beliau saat menjadi Imam Tahlil di acara Pengajian Musola di bulan Sya'ban lalu.
Karena belum pernah numpang salat di masjid tempat si Bapak sebut saja S kadang mengimami, saya pribadi tidak tahu bagaimana beliau akan salat. Maksudnya, 3 imam yang biasa, mereka termasuk standar dalam salat Tarawih. Tidak cepat, juga tidak lambat. Untuk kelantangan suara, tidak terlalu dipusingkan sebab memakai pelantang Imam yang ukurannya kecil.
Di waktu-waktu sebelumnya, saat salat Isya' Kakak saya akan menjadi Imam lalu dilanjutkan salat dengan Imam Tarawih seperti jadwal yang telah disepakati. Kadang ada yang tidak sesuai karena udzur tertentu, tapi masih bisa dimaklumi. Saat giliran Bapak S, ternyata salat Isya' beliau yang mengimami.
Di salat fardu ini, Bapak S sangat santai, khusyuk. Sebut saja lama, tidak seperti 3 Imam biasanya. Karena hal ini, beberapa makmum perempuan suka mendahului. Misalnya saat ruku', menuju sujud, mereka melakukan gerakan cepat. Mungkin mereka tidak kuat karena usia yang tidak muda. Tumakninah saja bisa semenit, mungkin.
Setelah salat Isya', jujur saya jadi kepikiran. Kalau salat Tarawihnya akan seperti itu juga, Ibu-ibu mungkin akan nyap-nyap nih. Saya tidak bertanya pada jamaah lain, tapi yakin saja mereka juga akan berpikir demikian. Malah jadi suudzon. Duh maaf! Dan ketika mulai Tarawih dan Imam membaca surat Alfatihah, ternyata cepat Saudara-saudara!
Ketika sampai di rumah dan saya cerita soal ini sama Mbak yang memang sedang tidak ikut jamaah karena menstruasi, dia ikut tertawa juga. Sudah mikir aneh-aneh, overthinking, eh ternyata hasilnya beda. Mungkin sesuai kemauan kami, cepat dan sat set gitu, tapi tetap dengan aturan salat, bukan yang asal.
Ya begitulah cerita tentang salah satu Imam tarawih di musola. Mungkin tahun depan, Bapak S akan tetap dipertahankan, hehehe. Di tempat kalian sendiri bagaimana?
Tidak ada komentar