Bismillaahirrahmaanirrahiim....
"Jangan lupa Yupinya ya, Mbak!"
"Nduk, puasa penuh tuh memang sudah seharusnya dilakukan anak besar. Enggak perlu ada hadiah," begitu ujar saya pada Keponakan
Mbak saya menyaut, "Dulu siapa yang sampai nahan lapar buat dapat baju baru?"
Freepik |
Ternyata itu saya, hahaha. Saya lupa bagaimana persis ceritanya. Kata Mbak, dulu waktu latihan puasa, saya juga dijanjikan hadiah berupa baju baru jika bisa puasa penuh bukan setengah hari. Meski lemas dan lainnya, saya tetap bertahan demi baju baru. Dan ketika lebaran, saya pun dapat.
Seingat saya, baju itu berwarna merah muda. Busana muslim khas anak-anak dengan celana panjang. Saya lupa sih apa ada jilbabnya atau tidak. Katanya, Bapak saya yang memilihkan sendiri baju tersebut.
Dulu saat anak-anak, saya mungkin sangat menginginkan baju baru saat lebaran. Ya karena memang jarang beli baju baru di mana saya punya banyak saudara. Kalau sekarang, saya tak begitu mengharapkannya. Tak Ada Baju Baru Saat Lebaran, saya sudah lama membuat peraturan seperti itu. Banyak hal yang perlu dipikirkan bukan hanya soal baju baru apalagi di masa pandemi seperti ini.
Baju Baru VS Baju Lama saat lebaran juga tidak terlalu menimbulkan banyak perbedaan. Jika berkunjung, hampir tak ada yang bertanya apa itu baju baru atau lama. Yang penting kan pakai baju, bukan begitu?
Mungkin kalau saya nanti punya anak, saya tidak akan membiasakan beli baju baru saat lebaran. Mari beli baju saat butuh atau sesekali untuk memberikan hadiah pada diri sendiri. Bukan berarti saya pelit. Hanya sayang saja jika beli baju akhirnya jarang dipakai juga.
Kalian sendiri punya pendapat apa soal Baju Baru VS Baju Lama? Feel free to share ya!
Tidak ada komentar