Ramadan hari ketiga. Ya, saya masih Puasa di Rumah Aja. Apa istimewanya?
Seperti yang saya bilang di postingan Puasa Hari Pertama Di Rumah, tinggal di cangkang itu menyenangkan. Saya memang tipe yang suka di dalam ruangan. Ya kadang-kadang bolehlah keluar rumah sesekali misalnya untuk main ke Tempat Ngabuburit Asik.
Mungkin sebagian orang akan berpikir, apa enaknya puasa di rumah aja? Kegiatannya pasti berulang dan begitu-begitu saja. Well karena pandemi sudah 2 tahunan, saya yakin bahwa kita sudah terbiasa dengan itu dan banyak kegiatan yang kita lakukan.
Puasa di Rumah Aja? Mari Buat Istimewa. Kali ini saya akan bercerita kegiatan di salah satu Ramadan. Tepatnya hari saat masak-masak untuk Buka Bersama. Apakah hanya saya yang masak? Berapa porsi yang disiapkan?
Puasa di Rumah Aja, Hari Masak Untuk Buka Bersama
Sebelumnya saya cerita soal Safari Ramadan di kampung yang diadakan di Musola dan Masjid. Pesertanya lumayan banyak. Di sana nanti dapat nasi dan juga minum untuk berbuka. Semua itu dari mana? Ya dari masyarakat sekitar lingkungan tempat ibadah.
Saya lupa kapan tepatnya kegiatan ini mulai diadakan. Waktu saya sudah di rumah dan enggak sekolah atau kerja jauh, acara ini sudah ada. Sekarang sedikit berbeda dalam hal masak untuk buka bersama.
Dulu untuk persiapan Safari Ramadan, Warga sekitar Musola atau Masjid diminta untuk iuran. Nanti, ini dibelikan lauk dan lainnya. Kadang ada yang menyumbang beras atau minuman. Nah dari sini, akan kumpul di satu tempat untuk dimasak dan dikemas. Jadi semua seragam. Banyaknya mungkin sekitar 1000 porsi.
Awalnya berjalan lancar, tak ada iri soal isi. Ya kan semua sama, lauk atau cuci mulutnya. Namun yang jadi masalah adalah, orang-orang yang membantu itu-itu saja. Gotong royong agak kurang padahal itu satu lingkungan. Masak sebanyak itu tentu enggak mudah.
Setelah sekian waktu, akhirnya diputuskan untuk masak sendiri-sendiri dan dikumpulkan di sore hari saat kegiatan. Orang-orang hanya dibagikan tempat untuk nasi mulai dari 5 dan kelipatannya. Memang dari segi lauk akan berbeda-beda, tapi setidaknya setiap keluarga punya tanggung jawab dan ada andil dalam Safari Ramadan ini.
Bagaimana dengan Keluarga saya?
Ibu saya biasa menyiapkan 10 porsi, Mbak saya juga 10. Biasanya kami masak bersama, sekalian gitu. Untuk lauk, terserah dan semampu kami. Standarnya ya telur, tahu tempe atau sayur dan tak lupa dengan cuci mulut entah buah atau kurma.
Biasanya kami masak setelah Dzuhur atau sekitar jam 1 siang. Masaknya pun sekalian untuk Buka Bersama dan untuk keluarga. Nasi, pakai magic com karena bukan porsi yang besar. Masuk waktu Ashar sudah selesai dan nunggu dingin baru dikumpulkan. Tidak ribet dan anggap saja istimewa.
Oh well, ini itu persiapan di RT saya untuk Buka Bersama Safari Ramadan. Di RT lain kadang masih ada yang masak bersama atau ada juga yang menyiapkan nasi dan cuci mulut sementara lauknya sudah disediakan agar sejenis. Kembali ke kesepakatan tiap lingkungan. Yang penting bawa happy, sedekah untuk kebaikan sendiri.
Kurang lebih itu dia cerita puasa di rumah aja dan anggap saja salah satu hari yang istimewa. Bagaimana dengan Kalian?
Tidak ada komentar